Sinergi BSI-Pemkab Jember Menuju  Digitalisasi Sistem Keuangan Pondok Pesantren

 

JATIMBERITA.COM | Jember –  Bank Syariah Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Jember membuat terobosan baru: digitalisasi sistem keuangan pondok pesantren. Hal ini tercetus dalam Workshop Digitalisasi Sistem Keuangan Pondok Pesantren di aula PB Soedirman Jember, Sabtu (8/10/2022).

 

Sistem keuangan santri di pondok pesantren selama ini masih  belum rapi, dikelola apa adanya sehingga antara penerimaan dan pengeluaran terkadang jomplang. Karena itu, Bank Syariah Indonesia (BSI) merancang program Digitalisasi Sistem Keuangan Pondok Pesantren. Menurut Funding and Transactional Business Deputy Region Office 8 Surabaya, Syaifudin  Suriya Hidayat, Digitalisasi Sistem Keuangan Pondok Pesantren merupakan salah satu layanan dari BSI. Istilahnya adalah BSI Scholl Platform.  Program ini bisa membantu layanan pengelolaan keuangan santri di pondok pesantren.

 

“Layanan keuangan (santri) di pondok pesantren itu ada dua, yaitu penerimaan dan pengeluaran. Kalau penerimaan itu misalnya bayar uang SPP, iuran bulanan. Kalau pengeluaran misalnya pesantren membayar uang buku, bayar air ke PDAM, dan sebagainya,” jelasnya kepada sejumlah wartawan usai pembukaan Workshop Digitalisasi Sistem Keuangan Pondok Pesantren.

 

BACA JUGA :

Di Pesantren Asy-Syifa Cumedak, Bupati Jember Paparkan Program Unggulannya

 

Katanya, BSI Scholl Platform bisa melayani penerimaan dan pengeluaran keuangan santri pondok pesantren secara digital dalam bentuk kartu. Sehingga wali santri bisa transfer dana melalui  produk BSI Scholl Platform.

 

“Nah kartu itu bisa untuk jajan, bayar SPP dan sebagainya. Tinggal ditab saja. Otomatis dana terdebet. Kalau selama ini yang manual uang ‘kan dititipkan,” urainya.

 

Bupati Jember Jawa Timur Hendy Siswanto dalam sambutannya menyatakan mendukung dan siap berkolaborasi dalam program tersebut. Katanya, BSI Scholl Platform sangat bermanfaat bagi pengelolaan keuangan pesantren secara lebih sehat dan rapi.

 

“Jember mempunyai 1.000 lebih pesantren, tapi hanya 75 pesantren yang dijadikan pilot project. Kalau ini berhasil kita tingkatkan, yang lain akan  kita ajak juga,” jelasnya.

 

Untuk itu, Bupati Hendy meminta kepada Pelaksana tugas Sekda Kabupaten Jember dan Kabag Kesra untuk menginventaris  support apa yang bisa diberikan dalam program ini.

 

“Sehingga kita sama-sama bisa memantau manfaat dari kerjasama ini,” pungkasnya.

 

Workshop yang secara resmi dibuka oleh Bupati Hendy diikuti itu oleh 75 pengasuh atau wakil pengasuh pondok pesantren se-Kabupaten Jember (Aryudi A Razaq).  

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan