Pemkab Jember Inisiasi Ikrar Kesepakatan Bersama untuk Cegah Premanisme Pesilat

 

JATIMBERITA.COM | Jember –  Langkah maju dilakukan oleh pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember terkait dengan upaya merukunkan para pesilat antar perguruan di Jember. Untuk pertama kalinya, Pemkab Jember mengumpulkan 30 pimpinan perguruan silat se-Kabupaten Jember di pendopo Wahya Wibawa Graha, Jember Jawa Timur, Rabu (9/6).

 

Acara yang bertajuk Kesepakatan Bersama Perguruan Pencak Silat Se-Kabupaten Jember itu, dipicu oleh beberapa kejadian pertikaian antar pesilat di sejumlah tempat,  bahkan pertikaian tersebut sudah mengarah kepada premanisme oknum pesilat. Sejumlah pesilat Pagar Nusa babak belur, dan harus mendapat perawatan yang intensif akibat premanisme tersebut.

 

“Pertemuan pada siang hari ini, kami  sebagai penanggungjawab, tentunya tidak ada kata lain selain yang kita sepakati bersama-sama. Kita harus rukun, tidak lagi terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan, apapun di manapun, dan  organisasi apapun. Tidak boleh terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan,”  urai Bupati Jember, Hendy Siswanto  saat memberikan sambutan.

 

Dalam acara tersebut dibacakan Ikrar Kesepakatan Bersama, yang disampaikan oleh Ketua Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) Jember, Agus Supaat.  Dua point penting dari Ikrar Kesepakatan Bersama itu adalah:  pertama, Pemkab Jember akan memberikan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku terhadap pelanggaran hak yang terjadi berulang, yaitu sanksi maksimal berupa pelarangan kegiatan organsisasi di Kabupaten Jember. Kedua, Polres Jember akan menindak tegas dan terukur terhadap premanismne dan bentuk kriminalitas lainnya.

 

Lembar Ikrar Kesepakatan Bersama itu ditanda tangani oleh 30 pimpinan perguruan silat se-Kabupaten Jember dan Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) Jember.

 

Agus Supaat berharap agar Ikrar Kesepakatan Bersama itu dipatuhi oleh semua perguruan silat yang ada di Jember, terutama yang sudah membubuhkan tanda tangannya. Menurutnya, kesepakatan tersebut bagus sekali untuk mencegah terjadinya  keributan dan tindakan premanisme oknum pesilat.

 

“Kita punya dasar untuk melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya punishment (sanksi). Ini ‘kan tinggal nagih kita nanti,” ucapnya (Aryudi A Razaq).

 

 

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan