JATIMBERITA.COM | Jember – Bupati Jember Jawa Timur Hendy Siswanto mengapresiasi penyelengaraan Jember Koi Show 2022 yang digelar dua hari terakhir ini di Balai Serba Guna (BSG) Jember. Menurutnya, kegiatan tersebut menuntut kedisplinan yang tinggi terutama bagi peserta lomba atau pemilik koi. Berisiko tinggi. Sebab jika tidak hati-hati, koi bisa mati saat perjalanan ke Jember, padahal harganya mahal-mahal.
“Saya bahagia sekali karena kompetisi koi ini diikuti 1.600 lebih ekor koi. Pesertanya se-Indonesia,” ujarnya kepada para awak media usai memberikan hadiah kepada para pemenang lomba koi di BSG, Ahad (13/11/2022).
Lomba ikan warna–warni tersebut kali ini adalah yang ke-3, digelar oleh Komunitasa Jember Koi Club. Kata Bupati Hendy, kegiatan tersebut bukan sekadar penyaluran hobi pecinta koi, tapi juga mempunyai multiplier effect yang luar biasa. Sebab memelihara dan merawat koi tidak gampang, tapi butuh tenaga juga.
“Di situ terbuka peluang kerja juga, butuh pekerja. Pemiliknya mungkin tinggal menginstruksikan saja,” jelasnya.
Selain itu, panitia juga menyediakan 50 tenda untuk lapak UMKM, dan itu terisi semua. Kegiatan Jember Koi Show 2022 dihadiri banyak pengunjung, dan tentu sedikit banyak terjadi transaksi jual beli antara pengunjung dan pemilik UMKM.
“Dalam dua hari ini, panjenengan lihat sendiri banyak UMKM, sehingga ekonomi bergerak. Karena itu, penyelenggaraan lomba koi ke-4 nanti, Pemkab Jember wajib mendukung dan memfasiltasi lagi,” jelasnya.
Dikatakannya, prospek bisnis koi di Jember cukup bagus. Salah satu buktinya, pemenang Jember Koi Show 2022 adalah orang Jember. Begitu pemenang diumumkan, maka harga koi-koi itu naik berliipat-lipat. Bupati Hendy berharap agar raihan tersebut memberi semangat kepada para penggemar koi di Jember.
“Kami juga ke depan berharap agar harga koi bisa lebih terjangkau agar warga bisa memelihara. Syukur jika harganya murah, banyak orang yang tertarik,” ungkapnya.
Sementara itu, humas panitia Jember Koi Show 2022, Nursalim mengungkapkan, lomba koi tersebut diikuti oleh 1.621 ekor koi dengan berbagai ukuran dan jenis. Pemilik koi berasal dari Bali, Jawa dan Jakata, terutama daerah-daerah sentra koi, yaitu Kediri, Blitar, dan Tulungagung. Harga koi-koi tersebut berkisar antara Rp2 juta hingga hampir Rp100 juta.
“Sedangkan jurinya berjumlah 12 orang, salah satunya dari Belanda,” ucap Nursalim (Aryudi A Razaq).
No Responses