Tekan Angka Stunting, Pemkab Jember Luncurkan J-Bangga dan Buka Gerai Layanan Konsultasi di Mal

 

JATIMBERITA.COM | Jember –  Pemerintah Kabupaten Jember terus berusaha keras untuk menurunkan angka stunting (penderita gizi buruk). Salah satunya dengan meluncurkan aplikasi J-Bangga di Lippo Plaza, Kamis (7/6/2022). J-Bangga adalah akronim dari Jember Membangun Melalui Keluarga. Ada tiga tema pokok yang disediakan dalam pelayanan konsultasi J-Bangga. Yaitu tentang Perempuan Berdaya, Anak Terlindungi, dan Keluarga Berkualitas.

 

“J-Bangga isinya hanya komunikasi, pelayanan komunikasi, telpon atau datang langsung dan sebagainya,” ujar Bupati Jember Jawa Timur, Hendy Siswanto saat memberikan sambutan dalam peluncuran aplikasi J-Bangga.

 

Tidak hanya meluncurkan J-Bangga, tapi Pemkab Jember melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) juga membuka gerai selama 6 bulan  di Lippo Plaza untuk melayani konsultasi langsung bagi masyarakat. Gerai konsultasi ini menyasar para pengunjung mall,  sehingga pengunjung bisa belanja sambil berkonsultasi atau sebaliknya.

 

“Terima kasih (untuk manajemen Lippo Plaza), 6 bulan, kamsia (terima kasih). Enam bulan kita free charge (gratis) di Lippo. Mudah-mudahan masyarakat yang datang ke sini (gerai) pulangnya sambil maem, makan dan sebagainya supaya ekonomi bergerak,” tambahnya.

 

Bupati Hendy memaparkan, secara nasional angka stunting pada 2024 dtargetkan turun hingga 14 persen. Namun diakuinya penderita stunting di Jember pada tahun ini sudah menyentuh angka 11,6 persen, yang itu melampaui  target nasional.

 

“Jadi dalam 100 anak yang lahir, itu sekitar 12 orang mengalami stunting,” jelasnya.

 

Bupati Hendy menambahkan, jika dilihat secara persentase,  angka 11,6 persen memang kecil tapi jika dilihat dari jumlahnya yang ril, cukup besar. Dikatakannya jumlah penderita stunting di Jember saat ini mencapai 329 ribu orang.

 

“Itu jumlahya besar sekali. Jangan ngomong 11, 6 persen, itu kecil. Saya gak senang kalau ngomong persentase. Yang enak ngomong angka, tampak, gitu. Karena itu bukan pohon jati, pak. Itu anak stunting yang ada nyawanya. Oleh sebab itu, masalah stunting ini harus diselesaikan bersama-sama. Semua stakeholder dan juga masyarakat harus turut andil,” imbuhnya.

 

DP3AKB Jember Terjunkan 5.625 Pendamping

Sementara itu, Kepala DP3AKB Jember, Suprihandoko mengatakan,  selain meluncurkan J-Bangga, pihaknya juga menurunkan 5.625 orang untuk memberikan  sosialisasi pencegahan stunting.

 

“Kita punya TPK (Tim Pendamping Keluarga) sebanyak 5.625 orang yang tersebar di 31 Kecamatan. Mereka ditugaskan untuk mensosialisasikan dan memberikan pendampingan terhadap warga agar menjaga anaknya dari pernikahan dini yang bisa mengakibatkan stunting,” ungkapnya.

 

Handoko berharap, masyarakat benar-benar bisa memanfaatkan kehadiran J-Bangga, sehingga  kedepan anak-anak menjadi generasi yang sehat, bebas dari masalah terutama stunting yang selama ini menghambat kemajuan bangsa.

 

“Anak-anak itu merupakan penerus kita. Makanya kita harus berupaya menjauhkan mereka dari masalah anak seperti pernikahan dini, kekerasan anak, stunting, dan yang lainnya,” pungkasnya (Aryudi A Razaq).

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan