Pasien Bedah Jantung Terbuka Siuman Setelah 3 Hari Nyawanya Diambil Alih Mesin

 

JATIMBERITA.COM | Jember – Perkembangan pasien berinisial DS yang menjalani operasi bedah jantung terbuka di Rumah Sakit Daerah (RSD) dr. Soebandi Jember, semakin membaik. Sejak tadi malam, ventilator yang menempel di tubuhnya sudah dilepas, dan DS sudah sadar serta bisa bernafas sendiri.

 

“Mohon doanya seluruh masyarakat Jember semoga operasi perdana bedah jantung di rumah sakit dokter Soebandi ini bisa berjalan lancar, dan atas ridlo Allah SWT, bisa memberikan kesembuhan yang sempurna bagi pasien tersebut,” ujar Direktur RSD dr. Soebandi, Hendro Soelistijono di ruang kerjanya, Selasa (17/5/2022).

 

DS adalah pasien pertama yang menjalani operasi bedah jantung terbuka di RSD dr. Soebandi. Ini bisa terjadi karena rumah sakit pendidikan type B ini sudah  memilliki peralatan canggih yang disebut Heart  Lung Machine (HLM). DS dioperasi hari Sabtu (14/5/2022) selama 3,5 jam, mulai pukul 10.30 hingga pukul 14.00 WIB.

 

Setelah dioperasi, DS menjalani masa obserasi di ICCU untuk melewati masa kritis. Ia ditidurkan, nafasnya diambil alih oleh ventilator. Itu berarti secara keseluruhan nafas DS tiga hari diambil alih oleh mesin.

 

“Saat ini boleh dikata DS sudah melewati masa kritis, karena ventilator sudah dilepas, dan ia bisa bernafas sendiri,” tambah dr. Hendro.

 

HLM bagian terpenting dari penanganan penyakit jantung. Tak sekadar peralatan tapi RSD dr. Soebandi juga  memiliki dua dokter ahli bedah jantung yang cukup berpengalaman. Yaitu dr. Drajat Kurniawan dan dr. Muhammad Zaky Muntazhar. Keduanya telah melakukan operasi bedah jantung terhadap DS, didampingi oleh Ketua Tim Pelayanan Jantung Terpadu Rumah Sakit dr. Sutomo Surabaya, dr. Heroe Soebroto.

 

“Yang melakukan operasi ya dokter kita (RSD dr. Soebandi), atas pengawasaan dan bimbingan beliau (dr. Heroe Soebroto),” jelasnya.

 

Bagi orang awam, operasi jantung terbuka tersebut sungguh mendebarkan.  Menurut dr.Heroe, DS itu mempunyai penyakit jantung bawaan karena terjadi sejak lahir. Yaitu ada lubang pada sekat jantungnya. Pada awalnya lubang itu tidak menimbulkan ‘manivestasi’ atau gejala dan sebagainya.  Namun seiring perjalanan waktu, lubang itu akan semakin memberatkan kerja jantung karena tidak normal. Jika ada lubang berarti ada masalah lalu lintas peredaran darah di dalam jantung itu. Ketika lalu lintas darah itu kacau, lama kelamaan jantung tidak bisa menghandel dirinya sendiri sehingga berakhir pada kelelahan jantung.

 

“Atau yang biasa disebut gagal jantung, itu menuju  kesana,” ucapnya saat press conference di lantai 3 RSD Soebandi Jember, Sabtu (14/5/2022).

 

Karena itu, lanjut dr. Heroe,  lubang di jantung DS, harus ditutup walaupun sedikit agak terlambat. Seharusnya ditutup sejak masih usia anak-anak. Tapi mungkin karena tidak dirasakan atau karena jauh dari fasilitas operasi sehingga disimpan sampai ia dewasa, bahkan DS sempat hamil dan melahirkan, yang itu akan memperberat kelainan jantung bawaan tersebut.

 

“Berdasarkan parameter yang ada, pasien ini bisa operasi, insyaallah. Tentu saja berbeda dengan operasi saat masih kanak-kanak. Kami mempunyai stategi yang diterapkan pada pasien ini,” urainya.

 

Ia menambahkan, secara teknis, lubang jantung DS akan ditutup dengan mekanisme atau cara pembedahan jantung terbuka (open heart).  Yaitu dengan menggunakan mesin jantung paru yang disebut HLM. Lubang itu harus ditutup dalam keadaan jantung berhenti berdenyut, diam. Sebab kalau lubang ditutup dalam keadaan jantung tidak berhenti, itu akan sulit, dan membahayakan nyawa pasien.

 

“Sehingga jantung harus dilumpuhkan, istilahnya begitu. Artinya dalam kondisi diam, tidak berdenyut,” ungkapnya.

 

Memberhentikan denyut jantung bukan hal mudah. Sebab, jika jantung tidak berdenyut,  berarti ia tidak bekerja. Akibatnya darah berhenti mengalir, dan sebagainya. Dan itu artinya adalah sebuah kematian. Lalu bagaimana dengan fungsi jantung sebagai pemompa darah ke seluruh tubuh?

 

“Itu diambilalih oleh mesin. Makanya namanya mesin jantung dan paru. Jadi selama operasi  berlangsung, jantung dan paru harus dalam kondisi diam. Semua dialihkan pada mesin, sehingga yang bertugas sebagai jantung dan paru adalah mesin itu sendiri. Sampai jantung selesai ditutup, baru pelan-pelan jantung dibangunkan kembali. Fungsi mesin tadi pelan-pelan dikurangi, istilahnya disapih,” pungkasnya (Aryudi A Razaq).

 

 

 

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan