Pulihkan Ekonomi, Pemkab Jember Jual 40.500 Paket Bahan Pokok dengan Separuh Harga

 

JATIMBERITA.COM | Jember –  Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember Jawa Timur terus berupaya untuk memulihkan ekonomi masyarakat baik melalui bantuan langsung maupun tidak langsung. Kali ini bantuan langsung yang dikemas dengan pasar murah. Murah benar karena satu paket bahan pokok senilai Rp60.000 hanya dijual dengan separuh harga, yakni Rp30.000. Isinya adalah beras 3 kilogram, minyak goreng 1 liter, dan gula pasir 1 kilogram.

 

Tentu pemkab Jember tidak sendiri. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermades) Kabupaten Jember selaku leading sector melibatkan pihak ketiga dalam penyediaan paket bahan pokok itu, yakni CV. Menatap Indonesia.

 

Menurut Kepala Dispermades Kabupaten Jember, Adi Wijaya, 40.500 paket itu akan disebar di 15 kecamatan. Masing-masing kecamatan memperoleh kuota sebanyak 2.700 paket. Setiap kecamatan yang mendapat kuota paket bahan pokok, diberi waktu 3 hari untuk menggelar pasar murah dengan alokasi paket  900 bungkus/hari.

 

“Ini menjawab harapan masyarakat bahwa setelah pandemi, perekonomian kita lesu. Karenanya kita berusaha untuk empati terhadap masyarakat dengan salah satunya adalah menyediakan bahan pokok murah,” ucapnya di sela-sela pembukaan pasar murah di halaman Kantor Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember, Jumat (27/5/2022).

 

Petugas Kurang, Pembeli Tidak Tertib

Kegiatan di Pakusari adalah hari pertama pasar murah, dan akan berlangsung hingga dua hari ke depan. Selanjutnya pasar murah akan dihelat oleh kecamatan lain. Diperkirakan pasar murah itu akan memakan waktu selama dua bulan hingga menjangkau 15 kecamatan.

 

“Prinsipnya, ini daalah bentuk kolaborasi kepekaan pihak ketiga dengan Pemerintah Kabupaten  Jember pasca-pandemi yang otomamtis ekonomi melemah, daya beli masyarakat berkurang,  ya kita support dalam kegiatan semacam ini,” urainya.

 

Untuk menjaga ketertiban, sistem pembeliannya menggunakan kupon. Kupon diberikan kepada warga di setiap desa yang dikoordinasi oleh kepala desa setempat. Walaupun demikian, pasar murah yang terjadi di Pakusari kemaren, tidak tertib. Semua pembeli saling berdesakan. Kurangnya petugas membuat suasana menjadi tidak  kondusif. Petugas sampai berkali-kali mengimbau dengan alat pelantang agar pembeli tertib,  namun tidak mereka indahkan. Hujan yang tiba-tiba turun dengan derasnya, membuat mereka pada meninggalkan antrean, dan mencari tempat berteduh dari siraman air hujan (Aryudi A Razaq).

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan