Ludruk, Sedot Pengunjung Pasar Syawal Kalisat

 

JATIMBERITA.COM | Jember – Pengunjung Pasar Syawal Kalisat yang cukup ramai, tak lepas dari pertunjukan ludruk yang menyertainya.

 

Ludruk  merupakan kesenian tradisional asli Jawa Timur yang cukup digemari masyarakat desa. Di Jember awalnya cukup banyak grup ludruk, namun belakangan eksistensinya semakin terdesak oleh hadirnya budaya modern yang menawarkan banyak jenis hiburan.

 

Pasar Syawal yang digelar Pemerintah Kecamatan Kalisat di lapangan Desa Sumberkalong, Sabtu (14/5/2022) malam itu, setidaknya menjadi ajang kembalinya eksistensi ludruk di jagat hiburan. Sebab, Pasar Syawal menyuguhkan ludruk sebagai alternatif hiburan bagi pengunjung.

 

Saat memberikan sambutan, Bupati Jember Hendy Siswanto yang diwakili oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Disperindag & ESDM Jember, Bambang Saputro mengakui bahwa ludruk sampai saat ini masih digandrungi oleh masyarakat.

 

“Kesenian ludruk adalah kesenian tradisioal yang masih banyak digemari masyarakat, sehinga bisa menjadi hiburan bagi warga Kalisat,” terangnya.

 

Panitia Pasar Saywal cukup cerdik. Selain ‘berjualan’ juga menyajikan ludruk untuk menyedot pengunjung. Grup ludruk Bintang Timur asal Desa Gunung Malang, Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember, tampaknya cukup familiar di telinga masyrakat Jember bagian timur.

 

Ludruk Bintang Timur dalam kesempatan itu menampilkan 3 ‘penyanyi’. Suara penyanyi yang melengking dengan bahasa madura, betul-betul ampuh untuk menyedot penonton. Acara puncaknya adalah penampilan drama tentang kisah-kisah kerakyatan dengan durasi semalam suntuk.

 

Menurut Kepala Desa Sumberkalong, Joko Siswoyo, penampilan Bintang Timur masih cukup diminati oleh masyarakat desa.

 

“Biasanya berlangsung semalam suntuk, bahkan jika di hajatan pernikahan, sehabis subuh tampil lagi,” ujarnya.

 

Tampaknya penampilan ludruk pimpinan Cak Sukdi itu memang dibuat untuk memancing pengunjung sekaligus menghiburnya. Dan nyatanya,  pengunjung cukup banyak. Mulai dari anak-anak hingga orang tua, tumpek blek di lapangan Desa Sumberkalong. Ini bisa dimaklumi karena inilah kali pertama masyarakat bisa berkumpul secara bebas setelah hampir dua tahun terkungkung akibat terjangan Covid-19 (Aryudi A Razaq).

 

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan