Ketua FKUB Jember: Indonesia Bisa Bubar Jika Keberagaman Tak Dirawat

 

JATIMBERITA.COM | Jember –  Indonesia adalah karunia yang luar bisa dari Allah. Sumber kekayaan alamnya melimpah ruah. Daratan dan lautannya luas, membentang dari Sabang sampai Merauke. Tak hanya kaya sumber daya alam, tapi Indonesia juga kaya etnis, budaya, suku, dan agama.

 

“Ini harus kita syukuri. Sebab jangan lupa kekayaan dan keberagaman itu berpotensi menimbulkan perpecahan. Jika keberagaman ini tidak dirawat dengan baik, Indonesia tinggal menunggu waktu untuk bubar,” ucap Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Jember, KH Abdul Muis Shanhaji saat menjadi narasumber dalam Sarasehan Kebangsaan di halaman Kantor Bakesbangpol Jember, Jumat (25/11/2022) malam.

 

Gus Muis, sapaan akrabnya, menambahkan, jika berkaca kepada sejarah bangsa-bangsa di dunia, ternyata banyak negara atau bangsa yang tidak abadi umurnya. Kalau dalam perspektif keislaman, ada Bani Umayyah yang umurnya cuma 91 tahun, Bani Abbasiyah umurnya sekitar 750 tahun. Jika ditarik ke Nusantara, kata Gus Muis, Kerajaan Sriwijaya berkuasa 600 tahun, Majapahit kisarannya hanya 200 tahun, Mataram lebih sedikit lagi, tidak sampai 100 tahun.

 

“Indonesia tidak ada jaminan tidak seperti bangsa-bangsa itu. Bukan nakut-nakuti tapi biar kita lebih waspada, lebih intens lagi dalam merawat NKRI,” lanjutnya.

 

Dosen Universitas Islam Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember itu lalu menyebut statemen salah satu calon presiden (waktu itu)  bahwa Indonesia akan bubar tahun 2030. Hal itu bukan tidak mungkin. Pasalnya, tahun 2030 adaah masa peralihan dari generasi pertama dan kedua ke generasi ketiga. Katanya. generasi pertama adalah generasi yang sangat mencintai Indonesia karena mereka ikut berjuang untuk memerdekakan negeri ini.

 

”Kalau bapak ibu memiliki famili yang masih berumur panjang, dan beliau termasuk orang yang berjuang di tahun 1945, ada bendera saja di depan rumah, ia langsung berdiri memberi hormat. Generasi kedua, seperti saya, kalaupun tidak berdiri (hormat bendera) minimal diam. Tapi generasi ketiga yang tahun 2030 menjadi pemimpin di negara ini, sudah tidak tahu dengan heroik kemerdekaan,” urainya.

 

BACA JUGA :

Kemah Kebangsaan di Rejoagung Miniatur Kerukunan Hidup Beragama di Jember

Jember Pluralitas Hub, Wadah Berhimpunnya Kemajemukan

 

Gus Muis melanjutkan, jika kelompok generasi ketiga makin banyak mengisi negara, sementara tingkat soliditas antara mereka dengan generasi sebelumnya sudah tidak begitu kuat, di situlah ancaman buyarnya negeri ini. Ketika ada kepentingan di antara mereka, maka perpecahan mudah terjadi.

 

“Maka tidak ada jalan lain kecuali kita  sejak dini terus merawat kebersamaan, merawat kebersamaan anak cucu kita, menanamkan cinta terhadap NKRI,” pungkasnya.

 

Selain Gus Muis, H Sujatmiko juga hadir sebagai narasumber dalam sarasehan tersebut.

 

Sebelumnya, Asisten 1 Sekdakab, Muhammad Zamroni yang mewakili Bupati Jember, mengungkapkan bahwa  sarasehan yang mengusung tema Merawat Pluraritas dalam Bingkai NKRI tersebut merupakan salah satu upaya yang mencerminkan kesugguhan untuk menumbuhkan kembali rasa kebanggaan dan cinta tanah air.

 

“Sehingga setiap kita menghadapi tantangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita tetap berkomitmen untuk menjaga keutuhan NKRI,” ungkapnya (Aryudi A Razaq).

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan