Jember Dihuni 17 Etnis, H Sujatmiko:  Jember adalah Miniatur Indonesia

 

JATIMBERITA.COM | Jember –  Jember tidak hanya melimpah sumber daya alamnya, tapi  juga kaya dengan budaya dan etnisnya.  Menurut Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kabupaten Jember, H Sujatmiko, Jember setidaknya dihuni oleh 17 etnis. Ada Jawa, Madura, Dayak, Bugis, Gorontalo, Papua, dan sebagainya.

 

“Sebenarnya Jember adalah miniatur Indonesia karena etnis dari Sabang sampai Merauke ada di Jember,” ujarnya saat menjadi narasumber dalam Sarasehan Kebangsaan di halaman Kantor Bakesbangpol Jember, Jumat (25/11/2022) malam.

 

BACA JUGA :

Ketua FKUB Jember: Indonesia Bisa Bubar Jika Keberagaman Tak Dirawat

Jember Pluralitas Hub, Wadah Berhimpunnya Kemajemukan

 

Menurut mantan Ketua Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) Kabupaten Jember itu, banyaknya etnis tersebut  di satu sisi membanggakan, tapi di sisi lain perlu disikapi dengan hati-hati agar tidak menjadi bumerang bagi kedamaian Jember. FPK, kata Pak Jat, sapaan akrabnya, merupakan wadah informasi, komunikasi, dan konsultasi antar warga khususnya yang berbeda latar belakang etnisnya untuk membangun kebersamaan sehingga tercipta kondusifitas di tengah-tengah masyarakat.

 

“Paling tidak, kita bisa mengeleminir potensi konflik yang ada sehingga tidak menimbulkan keresahan,” paparnya.

 

Pak Jat menambahkan, selain action di lapangan, pihaknya juga memberi masukan kepada Pemerintah Kabupaten Jember dalam merumuskan kebijakan yang terkait dengan pembauran kebangsaan. Tujuannya adalah agar beragamnya suku dan etnis di Jember dapat menjadi perekat persatuan dalam bingkai NKRI.

 

“Agar apa, agar etnis yang beragam ini dapat menguatkan Kabupaten Jember,”  jelasnya.

 

Mantan Dirut PDP Kahyangan itu menegaskan bahwa kecintaan terhadap NKRI harus selalu dipupuk agar tumbuh subur di dada generasi muda. Pak Jat mengakui dirinya adalah anak dari seorang tentara pelaku sejarah, ikut terlibat perang mengusir penjajah. Karena itu, nasionalisme dan kecintaan yang tinggi terhadap Indonesia, niscaya mengalir dalam darah anak-anaknya.

 

“Tetapi bagaimana dengan anak saya, generasi setelah kita ini, seberapa besar kadar kecintaan mereka terhadap tanah air,” pungkasnya.

 

Sebelumnya Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Jember, Edy Budi Susilo mengatakan bahwa sarasehan akan digelar setiap dua pekan sekali di halaman Kantor Bakesbangpol Jember.

 

“Tujuannya untuk merawat keberagaman, mencari solusi dari masalah kebangsaan, dan sebagainya,” ujarnya saat memberikan sambutan (Aryudi A Razaq).

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan