Perempuan Berkarya, Perempuan Berdaya

 

JATIMBERITA.COM | Jember –  Pelatihan berbagai jenis keterampilan yang digelar oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Jember, Suprihandoko telah berakhir Senin (21/11/2022). Ada berbagai jenis pelatihan keterampilan yang disajikan, di antaranya adalah menjahit, pembuatan kue kering, batik tulis, ecoprint, dan pembuatan makanan ringan. Pesertanya juga beragam, mulai dari perempuan kepala keluarga, perempuan tak berdaya, anak divabel, hingga eks Pekerja Migran Indonesia. Titik tekan prioritasnya adalah pemberdayaan perempuan.

 

Salah seorang peserta pelatihan menjahit, Cindy Arieza mengaku senang bisa terlibat dalam pelatihan. Katanya, keterampilan yang didapat selama 15 hari mengikuti pelatihan merupakan modal untuk berwirausaha, merajut kehidupan yang lebih baik.

 

BACA JUGA :

Jember Menuju Kabupaten Layak Anak

 

“Keingian saya dari dulu memang berwirausaha,” jelasnya kepada awak media ini di sela-sela penutupan pelatihan di aula Pusdiklat BKPSDM Kabupaten Jember, Senin (21/11/2022).

 

Cindy bertekad untuk menekuni pekerjaan menjahit. Walaupun diakuinya saat ini tukang jahit kurang diminati seiring kecenderungan masyarakat terhadap hal-hal praktis. Masyarakat cenderung memilih membeli pakaian yang sudah jadi, dan tinggal pakai dengan harga terjangkau. Mal dan toko-toko tak berjaringan sudah menyediakan pakaian melimpah dengan model-model menarik.

 

“Bagi saya itu tak masalah. Rezeki ada sendiri-sendiri. Yang penting kita terus berusaha untuk meraih kehidupan yang lebih baik,” jelas Cindy, warga Perumahan Kebonsari Indah itu.

 

Keinginan untuk sugguh-sungguh berwirausaha juga muncul dari Siti Fatimah. Wanita asal Wuluhan ini memilih mengikuti pelatihan pembuatan kue kering. Ia  mengaku sudah lama membut kue kering, tapi untuk momen-momen tertentu misalnya saat Lebaran.

 

“Tentu sangat bermanfaat pelatihan ini. Semoga ke depannya lebih lancar, dan bisa membuat (memproduksi kue) lebih banyak lagi dan banyak pesanan,” ungkapnya.

 

Cindy dan Siti Fatimah adalah potret perempuan pejuang wirausaha. Sesulit apapun kehidupan ini, kedunya tak pernah terusik untuk menghasilkan karya dengan bekal keterampilan yang dimiliki. Keduanya yakin jika karya telah dihasilkan secara istikamah, maka otomatis akan lebih berdaya, dan kehidupan yang lebih baik akan menyapa.

 

Perempuan yang berkarya  hampir pasti mereka berdaya. Ya, perempuan yang berdaya adalah mereka yang berkarya (Aryudi A Razaq).

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan