
JATIMBERITA.COM | Jember – Sebanyak 217 pesilat dari 31 perguruan silat di Kabupaten Jember mengikuti penggemblengan bela negara di lapangan Batalyon Infantri 509/Balawara Yudha Jember. Pengemblengan yang dikemas dengan acara bertajuk Pembentukan dan Pelatihan Kader Bela Negara Kabupaten Jember itu dikandung maksud untuk membentuk kader yang betul-betul siap membela negara.
Namun ada tujuan lain yang tak kalah penting, yaitu untuk menciptakan suasana kondusif antar anggota pencak silat. Itulah sebabnya, pesertanya adalah pesilat dari beragam perguruan silat. Sebab selama ini, pertikaian antar anggota perguruan kerap terjadi, dan terus mengancam kedamaian masyarakat.
Menurut Bupati Jember, Hendy Siswanto pelatihan kader bela negara ini merupakan salah satu upaya untuk membentuk pribadi peseta agar disiplin, cinta tanah air, dan cinta sesama.
BACA JUGA :
Pemkab Jember Inisiasi Ikrar Kesepakatan Bersama untuk Cegah Premanisme Pesilat
Harlah ke-36, Pagar Nusa Jember Gelar Pengesahan Pelatih Baru
“Ini adalah bentuk konket, (pesilat) dikumpulkan di sini agar mereka merasa memilki tanah air, rasa memiliki saudara antara satu dengan yang lain,” ujarnya kepada para awak media usai membuka Pembentukan dan Pelatihan Kader Bela Negara Kabupaten Jember di lapangan Batalyon Infantri 509/Balawara Yudha Jember, Jumat (18/11/2022).
Bupati Hendy menambahkan, esensi dari penggemblengan tersebut adalah membentuk jiwa disiplin. Jika disiplin sudah dimiliki, ia yakin para pesilat akan mematuhi arahan pimpinannya. Tanpa kedisplinan, akan timbul beragam persoalan, di antaranya adalah pertikaian.
“Ini bukan hanya untuk (kondusifitas) antar pesilat beda perguruan, tapi target utama adalah bela negara. Bagaimana mereka cinta tanah air. Kalau sudah cinta tanah air, insyaallah mereka cinta segalanya, menghormati perguruan pencak silat yang lain, dan sebagainya,” ujar Bupati Hendy.
Acara tersebut digelar oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Jember selama 3 hari kedepan. Agenda kegiatannya padat, mulai pagi hingga malam. Mereka tidak hanya digembleng secara fisik, namun juga ‘disiram’ dengan penyampaian materi oleh narasumber kompeten (Aryudi A Razaq).
No Responses