Nur Yasin dan Kisah Gelar Keren yang ‘Tak Bermakna’

 

JATIMBERITA.COM | Jember –  Ir H Nur Yasin, MBA., MT. Tiga gelar pendidikan yang menghiasi nama Nur Yasin, cukup bonafid. Gelar Insinyur (Ir), ia dapat dari Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Planologi (1980).  Master of Business Administration (MBA) adalah gelar Pascasarjana yang ia peroleh di sebuah perguruan tinggi di California Amerika Serikat (1993). Sedangkan Magister Teknik (MT) ia raih di Fakultas Teknik Kimia Universitas Indonesia (2013).

 

Tidak ada yang membantah bahwa tiga gelar tersebut, cukup keren dan mentereng. Lebih-lebih didapat dari perguruan tinggi keren, baik di dalam maupun di luar negeri. Namun bukan karena deretan gelar itu yang membuat Nur Yasin duduk di Komisi IX DPR RI.

 

“Saya bisa menjadi anggota DPR karena panjenengan yang memilih,” ujar Nur Yasin saat memberikan sambutan dalam acara Sosialisasi Program BPJS Ketenagakerjaan Bersama H Nur Yasin Anggota Komisi IX DPR RI di Pondok Pesantren Bahjatul Ulum, Desa/Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember, Kamis (3/11/2022).

 

BACA JUGA :

Dua Pesan KH Khotib Umar Jember untuk Nur Yasin

 

Apalah arti sebuah gelar, bahkan rentengan gelar sekalipun jika dikaitkan dengan pemilihan legislatif. Dalam konteks ini gelar seolah tak punya makna. Yang punya makna dan dapat menarik hati konstituen adalah komitmen pengabdian bagi masyarakat. Dan pengabdian  itulah yang menjadi nawaitu Nur Yasin sejak awal menjejakkan kakinya di jagat politik praktis.

 

“Saya jadi anggota DPR niat mengabni untuk masyarakat melalui kursi dewan. Kalau dari sisi materi, insyaallah saya sudah cukup,” jelasnya.

 

Kendati tidak begitu bermakna di dunia poliitk, tapi ilmu Nur Yasin yang dibuktikan dengan tiga gelar itu, cukup bermanfaat bagi dirinya sebagai pengusaha. Nur Yasin sebelum menjadi politisi adalah pendiri PT KOGAS Grup, yang saat ini sudah beranak pinak dengan 20 perusahaan. Karena sudah menjadi anggota legislatif, Nur Yasin melepaskan jabatannya di PT KOGAS grup dan anak perusahaannya. Posisi Nur Yasin saat ini hanya sebagai Chief Executive Officer (CEO). Dari situlah, pundi-pundi rupiahnya mengalir deras.   

 

Bendahara umum DPP PKB itu mengakui dirinya bisa melenggang  ke Senayan –sebutan lain untuk gedung DPR RI— karena dipilih oleh masyarakat dalam ajang pemilihan umum legislatif. Berbeda dengan eksekutif, mereka meniti karir birokrasi dan bahkan bisa mencapai puncak karena kualifikasi pendidikannya.

 

“Pejabat mitra-mitra saya (kementerian dan lembaga di Komisi IX DPR RI) adalah orang-orang pinter di bidangnya. Mereka jadi pejabat karena pendidikannya. Beda dengan saya, karena dipilih masyarakat. Jadi kalau saya salah-salah sedikit dalam memberikan penjelasan terkait program mitra kerja, mohon dimakmumi,” urainya.

 

Anggota legislatif, lanjut Nur Yasin, mempunyai tugas yang melekat, yaitu legislasi, penganggaran, dan pengawasan.

 

“Jadi tugas saya membuat Undang-undang, merencanakan  atau menyetujui anggaran, dan melakukan pengawasan pelaksanaan Undang-undang,” jelasnya.

 

Pria kelahiran Jember itu mengakui, dirinya seharusnya sudah mengakhiri reses dan kembali ke Jakarta untuk untuk Rapat Dengar Pendapat  (RDP) dengan Kementerian Kesehatan  RI Rabu (2/11/2022) lalu. Namun ia terpaksa tidak ikut RDP karena harus menyelesaikan sisa reses di Jember dan lumajang.

 

“Di acara reses ini ‘kan ada penyerapan anggaran. Saya tidak mau anggaranya saja yang diserap tapi programnya tidak ada.  Jadi mohon maaf, saya melanggar sedikit (tidak hadir dalam RDP),” pungkasnya (Aryudi A Razaq).

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan