Selangkah Maju, Pondok Pesantren Al-Falah Puger Siap Cetak Lulusan Desain Grafis

 

JATIMBERITA.COM | Jember –  Bahwa pondok pesantren hanya mencetak lulusan yang paham di bidang agama, itu lagu lama. Kendati lagu itu tetap wajib dilestarikan sebagai ciri khas pesantren, namun seiring perkembangan zaman, pesantren tak hanya melahirkan ustadz, kiai, guru ngaji, dan sebagainya, tapi juga memproduksi tenaga-tenaga terampil dengan skill mumpuni yang dibutuhkan dunia kerja. Salah satunya adalah desain grafis.

 

Pondok Pesantren Al-Falah adalah satu dari sekian banyak pesantren yang siap mencetak santri dengan skill desain grafis. Pesantren yang  terletak di Dusun Kalimalang, Desa Mujomulyo, Kecamatan Puger Kabupaten Jember Jawa Timur ini, kini memiliki Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) yang cukup representatif. Namanya BLKK Al-Falah.

 

BLKK ini adalah bantuan dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI, difasilitasi oleh anggota Komisi IX DPR RI, Nur Yasin. BLKK digulirkan sejak tahun 2017 saat Menteri Hanif Dakhiri memimpin Kemenaker RI. Sampai saat ini sudah didirikan  hampir 3.000 BLKK yang tersebar di seluruh pelosok Nusantara.

 

BLKK Al-Falah sendiri memilih kejuruan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai basis pelatihan. Kemenaker RI menyediakan 23 kejuruan pelatihan yang bisa dipilih oleh pengelola BLKK, sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitarnya.

 

Baca juga:

Pengabdian, Dorongan Awal Ir H Nur Yasin Terjun ke Politik Praktis

Panglima Laskar Ijo: Inilah Bentuk Pengabdian Nur Yasin untuk Umat

 

Awalnya pembangunan BLKK difokuskan untuk lembaga keagamaan, namun akhirnya  melibatkan peran serta dari serikat pekerja. Hal ini sebagai upaya penyebaran lembaga pelatihan kerja menjadi lebih luas untuk dapat diakses oleh masyarakat yang bertempat tinggal cukup jauh dari lokasi lembaga pelatihan kerja yang ada.

Menurut penanggungjawab BLKK Al-Falah, Tanthowi Jauhari, pemilihan kejuruan TIK dilatarbelakangi oleh semakin riuhnya masyarakat dalam memanfaatkan media sosial.

 

“Saya kira ini jurusan yang pas, jurusan yang lagi digemari para muda seiring kebutuhan zaman. Dan insyaallah dari BLKK ini akan lahir puluhan tenaga kerja yang kompeten di bidang pengembangan TIK, khususnya desain grafis,” ujarnya kepada awak media ini di kediamannya, Ahad (14/8/2022).

 

Kondisi sosial masyarakat, khususnya di Desa Mujomulo, juga menjadi alasan tersendiri sehingga Pesantren Al-Falah menjatuhkan pilihan pada bidang TIK. Secara umum, ekonomi masyarakat Desa Mujomulyo lebih banyak mengandalkan hasil laut. Namun seiring perkembangan zaman, sektor pariwisata tumbuh cukup subur di Jember bagian selatan, khususnya di pesisir pantai selatan. Selain itu, di desa ini pula, membentang Jalan Lintas Selatan (JLS) yang tentu akan membawa pengaruh positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat.

 

“Dunia pariwisata sangat membutuhkan ini ( tenaga ahli TIK), apalagi di sini juga dilewati JLS,” ucapnya.

 

Baca juga:

Komitmen Fraksi PKB terhadap Pesantren, Kawal Undang-undang dan Dorong Realisasinya

 

BLKK Al-Falah siap mengggelar pelatihan untuk melahirkan tenaga terampil di bidang  TIK, khususnya desain grafis. Kesiapan itu meliputi SDM dan infrastruktur, yang kesemuanya dibiayai oleh Kemenaker RI.

 

“Ada beberapa tahapan yang wajib kami ikuti. Jadi kami selaku instruktur, pengelola, dan tenaga administrasi BLKK harus mengikuti pelatihan atau bimtek dulu,  dan itu sudah kami lakukan,” jelas Gus Thowi, sapaan akrabnya.

 

Gedung BLKK Al-Falah cukup representatif, dilengkapi dengan ruang kelas teori, ruang kelas praktik, ruang direktur, ruang instruktur, ruang adminstrasi, toilet dan wastafel, dan gudang.

 

Sesuai dengan program dari Kemenaker RI, selama dua tahun ke depan, BLKK Al-Falah akan menyelenggarakan pelatihan TIK sebanyak 2 gelombang, dengan peserta maksimal 16 orang  per gelombang. Durasi pelatihan 40 hari masing-masing gelombang.

 

“Sasaran peserta pelatihan adalah alumni pesantren, alumni MA Ibnu Khaldun, dan masyarakat umum. Insyaallah dari BLKK ini kelak lahir tenaga-tenaga terampil di bidang  TIK,” pungkas Gus Thowi.

 

Sementara itu, pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah, KH Toifur Albusthomi menyampaikan apresiasi kepada pemerintah, dalam hal ini Kemenaker RI atas kepeduliannya membangun SDM terampil, khususnya di lingkungan pesantren.

 

“Insyaallah ini akan banyak manfaatnya. Terima kasih juga untuk untuk Pak Nur Yasin yang telah memfasilitasi BLKK ini,” pungkasnya.

 

Nur Yasin sendiri sejak tahun 2020 sampai sekarang sudah memfasilitasi berdirinya BLKK sebanyak 13 unit di 13 pesantren, yang terdistribusi 11 di Jember, 1 di Lumajang, dan 1 di Probolinggo. Pemilihan ke-13 pesantren yang mendapatkan BLKK itu tentu melalui seleksi dan pertimbangan terkait kemanfaatannya.

 

Itu adalah wujud nyata komitmen anggota FKP DPR RI tersebut untuk membantu masyarakat, khususnya santri di Jember dan Lumajang agar memiliki skill dan kemampuan yang memadai sehingga bisa bersaing dengan lulusan-lulusan  pendidikan formal. BLKK diharapkan dapat mencetak generasi unggul dalam dunia kerja berbasis santri.

 

Intinya, kehadiran BLKK diharapkan dapat menjadi tempat pemberdayaan tenaga kerja agar mandiri sekaligus dapat mengurangi angka pengangguran. Sebab, ketika tenaga kerja sudah memiliki skill, ia bisa berwirausaha sendiri tanpa menunggu lowongan kerja. Dan otomatis dapat menyedot tenaga kerja.

 

Jadi BLKK mencetak tenaga kerja sekaligus membuka lapangan kerja (Aryudi A Razaq).

 

*) Tulisan ini adalah bagaian pertama dari 13 tulisan tentang BLKK yang difasilitasi oleh anggota FKB DPR RI, Ir H Nur Yasin

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan