Stunting Ancaman Serius Masa Depan Bangsa

 

JATIMBERITA.COM | Jember –  Pemberantasan stunting sungguh penting karena terkait dengan penyiapan sumber daya manusia (SDM) dalam jangka panjang. Jika penderita stunting terus bertambah, maka tentu akan berdampak pada lemahnya SDM generasi penerus bangsa.

 

Hal tersebut diungkapkan anggota Komisi IX DPR RI, Ir H Nur Yasin saat menjadi narasumber dalam Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Provinsi Jawa Timur di aula Yayasan Alfalah, Dusun Gumukrejo, Desa Karangsono, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember Jawa Timur, Jumat (29/7/2022).

 

Menurutnya, SDM yang unggul adalah kata kunci dari kemajuan suatu bangsa. Betapapun kaya sumber alamnya, tapi tidak diikuti oleh SDM yang mumpuni, maka kekayaan alam yang melimpah tidak akan banyak menolong.

 

“Jika SDM lemah, kalah kita bersaing dengan negara-negara lain,” ujarnya.

 

Nur Yasin lalu merujuk pada Korea Selatan (Korsel) yang mencapai kemajuan cukup signifikan. Katanya, Korsel bukanlah negara yang melimpah ruah kekayaan alamnya. Jika dibandingkan dengan Indonesia, kekayaan alam Korsel jauh di bawahnya. Jomplang. Tapi kenyataannya, Korsel jauh lebih maju dibanding Indonesia. Salah satu contohnya, produk mobil dan elektronik made ini Korsel bertebaran di Indonesia.

 

“Itu bukan karena Korsel lebih kaya dari kita, tapi karena SDM-nya, orang-orangnya lebih pintar dari kita,” lanjutnya.

 

Nur Yasin yang sudah berkali-kali ke Korsel itu, menyaksikan sendiri betapa minim kekayaan alamnya. Katanya, daratan Korea yang bisa ditanami maksimal hanya 20 persen. Selebihnya berupa gunung dan gundukan batu. Sedangkan tanah Indonesia sangat subur dan bisa ditanami apa saja.

 

“Tapi kita kalah dari Korsel, jauh. Mungkin income perkapita kita sepertiganya dari Korsel. Menyedihkan. Apa penyebabnya, SDM. Ini jangan dientengkan. Ini menyebabkan kita terbelakang terus nanti jika tidak ditangani secara serius,” urainya.

 

Ciri-ciri Bayi Stunting

Sedangkan narasumber yang lain, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Jember, Suprihandoko mengungkapkan betapa pentingnya akselerasi penurunan stunting lantaran berisiko mengancam masa depan bangsa. Sebab, penderita stunting bisa menyebabkan kwalitas intelektualnya turun hingga 30 persen.

 

“Bisa dibayangkan nanti pada saat mereka jadi penerus bangsa, kita akan turun kwalitasnya hingga 30 persen, lebih rendah dari saat ini jika stunting tidak distop oleh semua pihak,” jelasnya.

 

Ia menambahkan, terjadinya stunting lantaran sang ibu kekurangan energi kronik yang berkepanjangan selama hamil.  Oleh karena itu,  bagi remaja yg akan menjalani kehidupan berkeluarga wajib  mendapatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan  tentang persiapan menjalani kehidupan berkeluarga.

 

“Jadi itu antisipasi sebelum menikah,” lanjutnya.

 

Adapun ciri-ciri bayi terkena stunting adalah saat bayi baru keluar, berat badannya kurang dari 2,5 kilogram, dan tingginya kurang dari 48 centimeter. Jika begitu, tambah Suprihandoko, maka bayi di masa 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) harus dibawa Dinas Kesehatan untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang semestinya.

 

“Bayi di bawah umur 2 tahun peluangnya sangat besar untuk diintervensi agar terbebas dari ancaman stunting. Tapi setelah 1000 HPK, bayi agak susah karena pertumbuhan jaringan otak yang paling bagus itu adalah di masa 1000 HPK,” pungkasnya (Aryudi A Razaq).

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan