Ketua LPPM Universitas Islam Jember Beber Keunggulan KKN Kolaboratif

 

JATIMBERITA.COM | Jember –  Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaboratif kini lagi populer. Perguruan tinggi ramai-ramai menggelar KKN Kolaboratif, yaitu KKN yang pesertanya terdiri dari beberapa perguruan tinggi, mereka bercampur dan berkolaborasi terjun di titik lokasi KKN.

 

Universitas Islam Jember (UIJ) termasuk satu dari 13 perguruan tinggi negeri dan swasta yang melaksanakan KKN Kolaboratif 2022, dan telah dilepas oleh Bupati Jember Hendy Siswanto tanggal 23 Juli 2022. KKN Kolaboratif kali ini fokus pada update data kemiskinan.

 

Menurut Ketua Lembaga Pengembangan dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UIJ, Siti Roudlatul Hikamah, KKN Kolaboratif mempunyai keunggulan dibanding jenis-jenis KKN lainya, yaitu reguler dan model. Keunggulannya lantaran peserta berkumpul dengan mahasiswa dari perguruan tinggi lain. Berbeda degan KKN Reguler, yang pesertanya hanya berkumpul dengan rekan di perguruan tinggi yang sama cuma lain prodi atau fakultas.

 

“Jadi kalau KKN Kolaboratif bisa berinteraksi dengan mahasiswa lain, dan bisa menambah wawasan. Dan di situ juga bisa belajar bermasyarakat secara lebih luas,” ungkapnya kepada awak media  ini di ruang kerjanya, Selasa (26/7/2022).

 

Sedangkan mengenai persyaratan untuk mengikuti KKN Kolaboratif tak ada bedanya dengan KKN Reguler. Tergantung keinginan mahasiswa apakah memilih KKN yang reguler atau kolaboratif. Setelah mereka mendaftar dan sebagainya dengan melengkapi persyaratan yang telah ditentukan, lalu nama-namanya dikirim oleh ketua Prodi atau dekan kepada LPPM.

 

“Jadi kami hanya menerima nama-nama mahasiswa yang telah siap mengikuti KKN dengan pilihan yang telah ditentukan sendiri. Selanjutnya nama-nama itu kami daftarkan ke panitia bersama. Silahkan bagi yang mau ikut. Tidak, juga gak apa-apa” lanjut Ika, sapaan akrabnya.

 

Dalam KKN Kolaboratif kali ini, UIJ menerjunkan 77 mahasiswa. Mereka tersebar di 77 kelurahan atau desa, dan berbaur dengan mahasiswa lain dari perguruan tinggi berbeda. Di wilayah Kabupaten Jember terdapat 226 desa dan 22 kelurahan.  Idealnya, setiap desa ada 1 mahasiswa peserta KKN dari UIJ, namun karena jumlahnya terbatas (77), maka UIJ hanya bisa menempatkan peserta KKN di 77 desa atau kelurahan.

 

“Sebenarnya kami mendaftarkan 100 mahasiswa, tapi yang katut cuma 77 orang. Karena hanya 77 orang, maka kami hanya bisa menjangkau 77 kelurahan atau desa,” pungkas Ika (Aryudi A Razaq).

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan