
Anggota Fraksi PKB DPR RI, Ir H Nur Yasin di acara vaksinasi
JATIMBERITA.COM | Jakarta – Terjun ke dunia politik adalah pilihan. Ketika pilihan itu diputuskan, mau tak mau harus dijalani dengan sungguh-sungguh. Risiko merupakan keniscayaan dari sebuah pilihan karena tak ada pekerjaan yang sempurna.
Ir H Nur Yasin telah memutuskan untuk berlabuh di jalur politik. Bukan sekadar politisi, tapi dia adalah anggota legislatif (DPR RI). Sebagai wakil rakyat, begtiu berat beban yang dipikulnya lantaran posisinya adalah sebagai jembatan aspirasi masyarakat, lebih-lebih konstituen yang telah memilihnya.
Itulah sebabnya Nur Yasin melepaskan semua jabatan di perusahaannya saat pertama kali terpilih menjadi anggota legislatif. Tidak hanya itu, ia juga berkomitmen agar perusahannya netral dalam arti tidak mengambil proyek di kementerian yang menjadi mitra komisi yang ia tempati.
“Usai saya dilantik (sebagai anggota DPR RI), saya kumpulkan para direktur perusahaan saya, saya bilang ‘perhari ini saya belum tahu dimasukkan di komisi berapa tapi semua perusahaan di grup saya (KOGAS grup) tidak boleh masuk (ikut tender) ke komisi di mana saya diempatkan’. Ini perlu saya tegaskan agar mereka tidak merecoki komisi saya nanti,” urai Nur Yasin dalam sebuah kesempatan di Jakarta, Sabtu (16/7/2022).
Nur Yasin sadar bahwa para direktur perusahaannya berharap agar semakin gampang untuk mendapatkan proyek di kementerian yang menjadi mitra komisi Nur Yasin. Walaupun sebenarnya tidak ada larangan perusahaan mengikuti tender di kementerian mananapun yang notabene sudah terkapling-kapling dalam komisi-komisi di DPR RI sebagai mitra kerja. Termasuk perusahaan di bawah bendera KOGAS grup, apalagi Nur Yasin sudah mundur dari semua jabatan eksekutif di KOGAS grup.
“Saya akhirnya masuk di Komisi VII DPR RI, yang di situ ada (mitra) Migas, PLN, dan masih banyak lagi yang memang menjadi garapan perusahaan saya. Tapi saya tetap melarang kecuali kontrak lama yang memang harus diteruskan. Kalau kontrak baru tidak boleh,” jelasnya.
Kebijakan itu ditempuh Nur Yasin untuk menghindari konflik kepentingan jika KOGAS grup masuk di Komisi VII DPR RI. Akibatnya, beberapa perusahaan di bawah KOGAS grup mengalami penurunan pendapatan yang tajam di awal-awal Nur Yasin menjadi anggota DPR RI. Dan itu baru terjadi dalam sejarah perjalanan KOGAS grup. Namun ia tak peduli. Sejumlah direktur perusahaanya pun mengeluh, namun ia tetap menolak perusahannya masuk di Komisi VII.
“Saya bilang terus saja. Kalau memang turun, mati, matilah. Jangan tergantung saya dong. Kalau kalian mau survive, ya tergantung usaha kalian sendiri,” ujar Nur Yasin menanggapi keluhan para anak buahnya.
Kata-kata Nur Yasin yang agak pedas itu justru menjadi cambuk bagi para direkturnya untuk tak gampang putus asa, terus berusaha menghidupkan perusahaannya. Dan lambat laun perusahaan Nur Yasin kembali normal, berjalan seperti biasa hingga akhirnya mencapai performa yang signifikan (Aryudi A Razaq).
No Responses