
Ketua Pembina PPKSI, H Misbahus Salam (pegang mic) saat menyampaikan materi
JATIMBERITA.COM | Mojokerto – Peran pesantren ternyata banyak bersinggungan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs). Salah satu di antaranya adalah penyelenggaraan pendidikan yang inklusif dan berkualitas setara, dan mendukung kesempatan belajar seumur hidup bagi segenap masyarakat. Namun Pondok Pesantren Uluwiyah Mojokerto mempunyai kelebihan lain terkait dengan SDGs. Yaitu perhatiannya yang begitu besar terhadap persoalan gender. Pondok pesantren yang terletak di Jalan Gempol, Modopuro, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto Jawa Timur ini, menempatkan perempuan sebagai rektor dan dekan-dekan di Institut Agama Islam (IAI) Uluwiyah. Inilah yang menjadi pesantren ini jadi role model pesantren SDGs.
“Kondisi Pondok Pesantren Uluwiyah ini adalah salah satul model pondok pesantren yang menempatkan posisi perempuan sebagai pemimpin. Sehingga masuk dalam katagori dalam SDGs yang terkait dengan Gender,” ujar Ketua Pembina Pengembangan Kampung SDGs Indonesia (PPKSI), H Misbahus Salam saat menjadi narasumber dalam Sosialisasi Role Model Pesantren SDGs di ballroom Lynn Hotel, Mojokerto, Rabu (15/6/2020).
Menurut H Misbah, sapaan akrabnya, sesungguhnya terjadi perdebatan antara istilah kesetaraan gender dan keadilan gender. Kesetaraan gender dalam konteks insaniyyah dan akramiyah adalah setara. Namun dari sisi afdhaliyah laki laki dan perempuan perlu posisi yang adil.
“Di sinilah perlu yang namanya keadilan gender, tapi bukan berarti sama rata dan sama rasa,” jelasnya.
Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Situbondo itu berharap agar ke depan semakin banyak pesantren yang bisa menjadi role model pesantren SDGs di berbagai bidang sehingga semakin memberi manfaat bagi pembangunan yang berkelanjutan (Aryudi A Razaq).
No Responses