Ma’had Al-Jami’ah UIN KHAS Jember, Ma’had Kampus Berasa Pesantren

 

JATIMBERITA.COM | Jember – Tidak banyak yang tahu bahwa Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember Jawa Timur memiliki sebuah  pesantren. Ma’had Al-Jami’ah, namanya.  Bukan sekadar nama, tapi ini benar-benar ma’had yang  berasa pesantren. Sebab, kurikulum  dan sistem pengasuhannya mengadopsi pondok pesantren tradisional khas Nahdlatul Ulama.

 

“Karena kita memang ingin benar-benar seperti pondok pesantren, dan lulusannya juga seperti  santri pada umumnya,”  ucap salah seorang pengasuh Ma’had Al-Jami’ah, Amin Fadlillah kepada awak media ini di kampus UIN KHAS Jember, Selasa (10/5/2022).

 

Menurut Ustadz Amin, sapaan akrabnya, pesantren yang dikelolanya mengacu kepada pengelolaan pesantren tradisional. Jadi bukan sekadar mengasramakan mahasiswa, lalu dibimbing dengan sekadarnya. Bukan begitu. Tapi kurikulum dan suasananya sepanjang hari dan malam, memang khas pondok pesantren. Misalnya,  ada pengajian Sullamut Taufiq, Bidayatul Hidayah, dan sebagainya dengan sistem klasikal. Mahasantri wajib mengikuti kegiatan ma’had tanpa harus melalaikan tugas-tugas kuliah.

 

“Bagi santri yang melanggar aturan ma’had, juga dikenai hukuman. Jadi ini kita buat seperti pesantren di luar kampus,” jelasnya.

 

Struktur kepengurusan pengelola Ma’had Al-Jami’ah terdiri dari direktur, dibantu  sekretaris direktur dan sebagainya. Sedangkan untuk teknis operasional, diangkat 3 pengasuh yang dibantu oleh murabby dan musyrif.  Ma’had Al-Jami’ah  menyediakan bilik mahasantri dengan kapasitas 1.000 orang. Rinciannya 125 untuk mahasantri putra, dan 825 untuk mahasantri putri. Lokasi bilik mahasantri putra berada di area kampus UIN KHAS lama (sebelum jembatan). Sedangkan area bilik  mahasantri putri berada di area setelah jembatan, persis di timur lapangan sepakbola UIN KHAS Jember.

 

Sistem rekrutmennya juga gampang. Siapa cepat daftar, dia dapat bilik. Namun penghuni bilik, hanya diperuntukkan bagi mahasiswa baru, yaitu semester 1-2, dan menginjak semester 3 mereka harus keluar dari bilik karena akan diganti oleh mahasiswa baru lagi.

 

“Untuk efektifitas bimbingan, pengasuhan, dan sebagainya, setiap satu musyrif bertanggung jawab kepada 20 mahasantri,” urai Dosen Fakultas Ushuluddin UIN KHAS Jember itu.

 

Setiap tahun, bilik-bilik tersebut terisi penuh. Hal itu terjadi sebelum Covid-19 menerjang Nusantara. Namun saat Covid-19 terjadi, jumlah mahasantri menurun drastis, bahkan satu setengah tahun Cavid-19 berjalan, bilik-bilik santri kosong melompong. Tapi ketika itu pengajian kitab  tetap jalan secara daring.

 

“Sekarang baru 200 santri yang menghuni bilik,” ucapnya.

 

Ma’had Al-Jami’ah adalah bentuk tanggung UIN KHAS Jember untuk mencetak calon pemimpin yang cakap dan takwa dengan suasana kebatinan ala santri. Keberadaan ma’had tersebut terasa begitu penting di tengah derasnya gempuran kelompok radikal yang cenderung membiakkan sikap intoleransi (Aryudi A Razaq).

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan