
JATIMBERITA.COM | Jember – Hari ketiga program santunan Amanah Harokah Santri Nasional (AHSAN) menyasar Jember timur, tepatnya di TPQ Nurul Iman, Dusun Curahwungkal, Desa Pace, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Sabtu (9/4/2022).
Program AHSAN yang mengusung tema AHSAN Peduli Umat itu membagikan bingkisan kepada 152 orang. Nama-nama tersebut adalah usulan dari para koordinator desa (Kordes) AHSAN se-Kecamatan Silo dan Ledokombo.
Dalam sambutannya, Ketua Umum AHSAN, H Slamet Sulistiyono menekankan pentingnya santri dan petani untuk ber-harokah (bergerak) dan memanfaatkan pertanian secara optimal. Ia mengimbau generasi muda agar tak segan-sgan untuk menekuni pertanian, apalagi basis kehidupan bangsa ini adalah pertanian.
“Pertanian itu tidak kotor, justru jadi petani sangat prospektif,” ujarnya.
Menekuni pertanian bisa kaya asalkan dilakukan dengan sungguh-sungguh dan terus mengikuti perkembangan zaman. Katanya, tanaman tembakau dan padi yang selama ini menjadi favorit petani, bisa dialihkan ke tanaman lain yang lebih prospektif, misalnya semangka dan jagung.
“Maksudnya, kalau punya sawah jangan ditanami padi semua, sebagian bisa semangka, itu lebih prospektif. Nanti kerjasama dengan kami, dan kami yang beli semangkanya. Kami hanya butuh bijinya, semangkanya bisa diambil masyarakat,” urainya.
Dalam kesempatan itu, H Slamet kembali memaparkan perjalan hidupnya yang berangkat dari nol hingga menjadi pengusaha sukses seperti sekarang ini. Dari sisi ekonomi, kehidupan masa lalunya cukup buram. Ia hanyalah anak seorang buruh perkebunan di Kaliklatak, Banyuwangi. Rumah hanya sekadarnya, sangat sempit layaknya rumah buruh. Namun Slamet muda mempunyai semangat yang membaja untuk maju.
“Dulu saya miskin, tidak ada (wanita) yang melirik,” jelasnya.
Di awal-awal membangun rumah tangga bersama isiri tercintanya (asli Jember), kondisi ekonomi H Slamet masih memprihatinkan. Bahkan untuk menjaga agar dapurnya tetap mengepul, ia menjual es wawan. Dengan motor GL-nya, setiap hari ia berkeliling menjajakan es hingga ke Mayang.
“Saya dulu menjual es wawan,” tambahnya.
Tapi H Slamet bukan orang yang mudah menyerah. Ia terus berusaha untuk mempebaiki nasib, dan menaklukkan mitos: orang miskin tak bisa kaya. Takdir Allah akhirnya berkata lain seiring dengan usaha dan doanya yang tak putus-putus. Jadilah H Slamet yang sekarang: owner sekaligus Presiden Direktur (Presdir) PT Benih Citra Asia (BCA).
“Bapak-bapak bisa seperti saya, siapapun bisa mengubah nasib asalkan kerja sungguh-sungguh dan berdoa,” jelasnya.
PT BCA adalah perusahaan multinasional asli made in Jember. Kantor cabangnya sudah menyebar di mana-mana: Kalimantan, Jawa Tengah, dan Ternate, dan sebagainya. Pabrik induknya yang terletak di Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung Kabupaten Jember, sangat modern. Untuk memproduksi benih tanaman hortikultura, sudah tidak full menggunakan tenaga manual, tinggal memasukkan buah (semangka, melon, dan sebagainya), ke mulut pabrik, dan keluar benih yang terpisah dari ampas buahnya, dan langsung dikeringkan dengan mesin.
Seiring dengan itu, sekian jabatan ia pegang. Di antaranya adalah Wakil Ketua PCNU Jember, Bendahara MUI Jember, Ketua Asosiasi Perbenihan Indonesia, Anggota Asia Pasivic Seed Association (APSA), dan beberapa kali mewakili Indonesia di seminar internasional di Taiwan, Thailand, dan Malaysia (Aryudi A Razaq).
No Responses