JATIMBERITA.COM | Jember – Minyak goreng, lagi-lagi minyak goreng. Cerita susah terkait minyak goreng seperti tak ada habisnya. Kini masyarakat menjerit karena harga minyak goreng mahal, baik yang curah , lebih-lebih yang kemasan. Selain itu, minyak goreng curah juga langka.
Karena itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) & ESDM Kabupaten Jember menggelar operasi pasar minyak goreng. Operasi pasar itu digelar di pasar tradisional Kalisat dan Sukowono, Kamis, (31/3/2022). Pasar Kalisat mendapat kuota 3,5 ton minyak goreng, sedangkan pasar Sukowono memperoleh 2 ton.
“Sejak peraturan yang baru tanggal 16 Maret kemarin pasokan minyak curah berkurang hingga lima puluh persen,” kata Kepala Disperindag & ESDM Jember, Bambang Saputro kepada awak media ini melalui sambungan telepon seluler.
Opersi minyak goreng hasil kerjasama dengan PT Rajawali Nusindo (BUMN) tersebut, diperioritaskan kepada para pedagang (pengecer) agar disalurkan lagi kepada masyarakat. Untuk menjaga agar minyak goreng tak begitu mahal bila sampai di tangan masyarakat, maka Disperindag &ESDM menyodorkan lembar perjanjian yang salah satu butir isinya adalah pedagang berkewajiban menjual minyak goroeng curah dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp. 14.000/liter dan Rp.15.500/kilogram.
Seperti diketahui Pemerintah Pusat lewat Kementerian Perindustrian telah mengeluarkan aturan sesuai Permendag Nomor 11 Tahun 2022, harga minyak goreng kemasan diserahkan ke harga keekonomian dan minyak goreng curah rp.14.000/liter atau Rp 15.500/kg.
Operasi pasar minyak goreng di pasar Kalisat bersamaan dengan inspeksi mendadak (sidak) Kapolres Jember, AKBP Hery Purnomo.
Sedangkan di pasar Sukowono juga dilangsungkan vaksinasi. Di akhir kegiatan diperoleh 178 masyarakat yang bersedia divaksin, mulai dari dosis 1, 2 booster dan usia dini (Ade Nurwahyudi)
No Responses