
Kepala Disperindag & ESDM Jember, Bambang Saputro
JATIMBERITA.COM | Jember – Minyak goreng yang berharga standar masih menjadi masalah. Inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Bupati Jember, Hendy Siswanto dan jajarannya beberapa waktu lalu, belum cukup mujarab untuk mengurai persoalan minyak goreng. Buktinya, keluhan ibu-ibu terkait langkanya minyak goreng di toko-toko berjaringan, masih saja ada. Bahkan beredar video yang berisi pemandangan warga tengah berdesa-desakan dan berebut untuk membeli minyak goreng harga standar di sebuah toko swalyan di Balung, belum lama ini.
Untuk itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) dan ESDM Kabupaten Jember, Bambang Saputro menegaskan bahwa selain terus memantau ketersediaan minyak goreng di gudang-gudang toko berjaringan dan swalayan, pihaknya juga akan menggelar operasi pasar minyak goreng bekerjasama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) Jember.
“Insyallah tak lama lagi, kami akan menggelar operasi pasar minyak goreng. Bulog Jember masih menunggu informasi dari Kanwil Bulog Jatim,” ucap Bambang di kantornya, sebelum meluncur ke kantor Kecamatan Sumberjambe Jember untuk mendampingi bupati dalam pelaksanaan J-HUR (Jember Hadir untuk Rakyat), Jumat (18/2/2022).
Menurutnya, meskipun operasi pasar hanya merupakan ‘pelepas dahaga’ tapi paling tidak sudah membantu sebagian masyarakat untuk mendapatkan minyak goreng harga standar. Bambang menyatakan pihaknya akan terus berusaha untuk memenuhi ketersediaan minyak goreng.
“Kita harus terus berusaha memenuhi stok kebutuhan minyak goreng warga. Tugas pemerintah adalah berusaha sekuat tenaga untuk membantu mencukupi kebutuhan minyak goreng masyarakat, lebih-lebih yang harga standar,” urainya.
Sedangkan terkait dengan viralnya video yang berisi suasana warga berebut untuk membeli minyak goreng di sebuah toko swalayan, Bambang menyatakan, seharusnya hal tersebut tak perlu terjadi jika pihak manajemen toko swalayan tersebut bisa meyakinkan warga bahwa stok minyak goreng masih cukup.
“Sebenarnya warga ‘kan hanya khawatir tidak dapat (minyak goreng), lalu saling berebut. Tai kalau bisa diyakinkan, tentu tidak akan terjadi rebutan,” pungkasnya (Aryudi A Razaq).
No Responses