
Ketua KP3 Kabupaten Jember Ir. Mirfano
JATIMBERITA.COM | Jember – Keluhan petani terkait susahnya mendapatkan pupuk bersubsidi, tampaknya akan segera berakhir. Pasalnya, stok pupuk tersebut dipastikan tercukupi untuk kebutuhan petani di wilayah Kabupaten Jember.
“Kami pastikan stok pupuk (bersubsidi) tercukupi,” ujar Ketua Komisi Pengawas Pupuk & Pestisida (KP3) Kabupaten Jember Ir. Mirfano usai menggelar pertemuan dengan pihak-pihak terkait di aula bawah kantor Bupati Jember, Selasa (15/2/2022).
Mirfanto berharap agar kedepan petani bersubsidi tak lagi menjadi keluhan dan hambatan bagi petani untuk menanam padi, jagung dan sebagainya. Katanya, kebutuhan pupuk setiap petani sudah tercacat di di Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (ERDKK). Karena itu, pupuk bersubsidi dikeluarkan sesuai dengan catatan yang ada di RDKK. Tapi jika masih ada petani yang belum terdaftar di ERDKK, Mirfano memita agar yang bersangkutan segera berkomunikasi dengan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL).
“Petani datang langsung (membeli) ke kios resmi. Petani atau kelompok tani tidak boleh memperjualbelikan pupuk bersubsidi kepada petani lain secara ilegal. Kios juga tidak boleh menjual pupuk yang mirip pupuk bersubsidi atau kandungannya tidak jelas. Apabila ada info tentang pupuk bersubsidi menyalahi aturan, segera koordinasi dengan Muspika setempat,” urai Mirfano.
Di tempat yang sama, Ketua Asosiasi Distributor Pupuk Indonesia (ADPI) kabupaten Jember H. Hari Purnama menegaskan, pihaknya siap menyalurkan pupuk bersubsidi di setiap kios resmi untuk memenuhi kebutuhan petani sesuai yang terdaftar di ERDKK. Ia juga memastikan bahwa harga pupuk bersubsidi tidak ada kenaikan.
“Pupuk urea bersubsidi Rp 2.250 perkilo, pupuk NPK Phonska bersubsidi Rp 2.300 perkilo, pupuk ZA bersubsidi Rp1.700 perkilo, dan pupuk SP 36 bersubsidi Rp2.200 perkilo,” ungkapnya.
Sampai dengan tanggal 15 Februari 2022, total realisasi pupuk bersubsidi urea sebanyak 12.879 ton, stok gudang penyangga 2.072 ton, ZA 1.068 ton stok gudang 3.384 ton, SP 36, 80 ton, stok gudang 736 ton, PHONSKA 5.734 ton, stok gudang 1.583 ton, Petroganik 1.893 ton , stok gudang 63 ton, PHONSKA OCA 1. 620 liter, dan stok gudang 2.592 liter.
Sementara itu, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Jember, Jumantoro meminta pemerintah agar dalam membuat sistem dan aturan penyaluran pupuk bersubsidi tidak ribet, dan tidak memberatkan petani. Katanya, jangan hanya petani dituntut meningkatkan produksi, tapi suplay pupuk bersubsidi malah dibatasi.
Ia mecontohkan, pupuk ZA bersubsidi dan SP 36 masih sangat dibutuhkan petani untuk tanaman pangan dan hortikultura. Namun selisih harga pupuk berubsidi tersebut dengan non subsidi sangat jomplang.
“Sehingga ketika petani kurang jatah alokasi pupuk bersubsidi, susah untuk memebeli pupuk non subsidi karena jauh lebih mahal. Apalagi hasil produksi pertaniannya juga sering anjlok,” pungkasnya (Aryudi A Razaq).
No Responses