Menggunakan Nama Dr. Soebandi, UDS Ingin Melanjutkan Perjuangannya

 

JATIMBERITA.COM | Jember – Dr. Soebandi menjadi nama sebuah universitas yang fokus mencetak insan-insan terampil di bidang keperawatan dan kebidanan. Namanya Universitas Dr. Soebandi (UDS). Kampus megah yang berlokasi di Jalan Dr. Soebandi Nomor 99, Patrang, Kabupaten Jember Jawa Timur ini, bukan tanpa sebab menggunakan nama Dr. Soebandi. Pasalnya, ia merupakan dokter sekaligus pejuang yang gugur di medan laga saat menghadapi serdadu Belanda.

 

“Kami ingin melanjutkan perjuangan dokter Soebandi di bidang kedokteran,” tutur Ketua Yayasan Universitas Dr. Soebandi, H Mashun di Jember, Ahad (5/9/2021).

 

Selain manjadi nama universitas, Dr. Soebandi juga menjadi nama rumah sakit milik Pemkab Jember. Namanya rumah sakit Dr. Soebandi. Letak antara UDS dengan rumah sakit pendidikan kelas B tersebut hanya sekitar 200 Meter, tepatnya ke jalur barat dari rumah sakit itu.

 

Menurut H Mashun, pemilihan nama Dr Soebandi diharapkan dapat menguak ingatan warga Jember dan sekitarnya tentang sosok pria yang juga pejuang itu. Dengan demikian, diharapkan tidak haya nama Dr Soebandi yang lestari di hati masyarakat tapi juga keteladanannya menjadi referensi generasi muda.

 

“Istilahnya, UDS ingin menjadi penyambung sejarah masa dulu dengan masa kini,” ungkapnya.

 

Kendati mempunyai tujuan mulia namun H Mashun tak sembarangan memasang nama Dr Soebandi di papan nama perguruan tinggi tersebut, tetapi didahului dengan meminta izin kepada keluarga Dr.Soebandi.

 

“Dan alhamdulillah mereka senang nama Dr. Soebandi dipakai untuk UDS,” tuturnya.

 

Dr. Soebandi lahir di  Klakah, Lumajang  17 Agustus 1917.  Ia bukan hanya sebagai dokter tapi juga pejuang. Semasa hidunya Dr. Soebandi bertugas di beberapa daerah khususnya Jawa Timur sebagai dokter. Namun tak jarang ia ikut berjuang di garda terdepan untuk mengusir penjajah. Bahkan ia pernah ditangkap oleh Belanda dan menjadi tahanan kota hanya karena menolong seorang prajurit yang terluka di rumah sakit DKT Jember.

 

Kendati demikian, semangat juang Dr. Soebandi tak pernah padam. Dalam pertempuran puncak di Desa Karangkedawung, Mumbulsari, Jember (1949), Dr. Soebandi sebagai kepala staf Resimen Sroedji, gugur demi membela bangsa. Begitupun Letkol. Mohammad Sroedji, gugur untuk tugas yang mulia itu.

 

“Kita ingin semangat juang Dr. Soebandi menjadi pendorong mahasiswa dan sivitas akadememika UDS untuk memajukan bangsa dan negara,” pungkas H Mashun (AAR).

 

 

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan